INFORMASI NASIONAL – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) melalui situs resminya mengatakan, hal tersebut merupakan informasi “hoax” yang ditujukan kepada produk air minum dalam kemasan (AMDK) milik perusahaan nasional dengan merek “Le Minerale”. Hoaks tersebut disebarkan oleh dua influencer media sosial yang menuduh Le Minerale merupakan produk merek asing dan berasosiasi dengan Israel.
Padahal Le Minerale AMDK 100% produk dalam negeri yang berkantor pusat di Indonesia, bukan di luar negeri apalagi Israel. “PT. Tirta Fresindo Jaya selaku produsen air minum kemasan ‘Le Minerale’ membantah rumor yang beredar di media sosial, demikian bantahan situs resmi Kominfo yang khusus memberitakan hoaks yang menyasar perusahaan swasta: https://cekhoaks.aduankonten.id/view/11227.
Dijelaskan dalam situs tersebut, PT. Tirta Fresindo Jaya adalah perusahaan 100 persen Indonesia. Kepemilikannya 100 persen orang Indonesia, karyawannya 100 persen warga negara Indonesia, dan produk perusahaan, baik botol maupun galon, seluruhnya diproduksi di Indonesia. PT. Tirta Fresindo Jaya menjamin tidak ada kaitannya dengan Israel. Selain itu, Le Minerale tidak memiliki operasi atau investasi apa pun di Israel.
PT. Tirta Fresindo Jaya membantah informasi palsu tersebut. “Produk Le Minerale menjadi salah satu produk kebanggaan Indonesia karena berhasil diekspor ke berbagai negara dan seluruh keuntungan usaha perusahaan kami kembali ke Indonesia,” ujar Direktur Pemasaran PT. Tirta Fresindo Jaya, Febri Satria Hutama, dalam keterangan resminya.
Febri menambahkan: “Kantor bisnis perusahaan kami di luar negeri, pada posisi manajemen ke atas, dan pada posisi strategis diisi oleh para profesional yang berkewarganegaraan Indonesia.”
Menurutnya, seiring dengan perkembangan situasi politik internasional perang Israel melawan Palestina, berbagai informasi menyesatkan berkembang di perusahaan, terutama mengenai produk yang dianggap terkait dengan negara Israel.
Termasuk produk Le Minerale AMDK yang juga terkena serangan penipuan yang dituduh sebagai produk asing yang terkait dengan Israel. “Ini merupakan bentuk misinformasi atau hoaks yang diinformasikan oleh akun media sosial X/Twitter,” ujarnya.
Febri menyayangkan hoax atau misinformasi ini malah menjadi sumber berita, disebarkan dan diberitakan oleh berbagai media berita online tanpa klarifikasi dari PT. Tirta Fresindo Jaya.
Periklanan
Febri mengatakan pihaknya selama ini membantah dan melakukan klarifikasi serta diberitakan beberapa media nasional. Hal ini penting karena masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar dan tidak mudah terserang hoax dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Menurutnya, Indonesia adalah negara hukum, tentu ada konsekuensi jika menyebarkan informasi menyesatkan yang tidak disertai data dan fakta nyata.
Berdasarkan ketentuan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengatur sebagai berikut:
Pasal 28 par. 1 : “Perbuatan yang dilarang antara lain: Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi palsu dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik”;
§ 45A setara. 1: “Siapa yang dengan sengaja dan tanpa izin menyebarkan berita palsu dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik sesuai dengan § 28 par. tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
UU ITE juga memperkuat ketentuan Pasal 14 par. dengan ancaman hukuman maksimal penjara. sepuluh tahun.”
Berdasarkan ketentuan hukum yang ada, penyampaian informasi yang tidak benar, bohong atau disinformasi jelas dilarang dan membawa ancaman sanksi pidana bagi pelakunya, kata Febri.
Quoted From Many Source
